
Hari ini tagar RIP Twitter menjadi trending di aplikasinya sendiri.
Ini menambah dinamika yang terjadi sejak perusahaan burung biru itu diakuisisi menjadi milik Elon Musk per akhir Oktober lalu.
Terbaru, ia menutup kantor pusat di San Fransisco untuk sementara setelah sebelumnya mengeluarkan ultimatum kepada para karyawan yang direspons dengan berbondong-bondong mengundurkan diri.
Twitter telah memberi tahu karyawan tentang penutupan gedung dan seluruh aksesnya itu.
“Kantor akan buka kembali pada Senin, 21 November.
Terima kasih atas fleksibilitas Anda,” bunyi pengumuman yang dibagikan internal.
“Silakan terus mematuhi kebijakan perusahaan dengan tidak membicarakan informasi rahasia perusahaan di media sosial, dengan pers, atau di tempat lain.
Kami berharap dapat bekerja sama dengan Anda untuk masa depan Twitter yang menarik.” Pengumuman datang saat para pekerja tengah dilema di antara ultimatum untuk kesediaannya bekerja ekstra keras atau meninggalkan perusahaan saja.
Dalam surat elektronik yang dibagikan pada Rabu pagi lalu, Elon Musk memang mempersilakan mereka untuk hengkang jika menolak mengikuti apa yang disebutnya sebagai Twitter 2.0, reset budaya perusahaan secara radikal, tersebut Surel menetapkan tenggat bagi para karyawan untuk menjawab ‘ya’ pada Google Form yan disediakan pada Kamis sore atau Jumat pagi WIB.
Surat ultimatum itu sendiri dibuat Elon Musk setelah dia menyusul memecat belasan karyawan lagi yang telah mengkritik ataupun mengejeknya lewat tweet dan media internal perusahaan, Slack.
“Saya memutuskan tidak menekan tombol yang disediakan,” kata satu karyawan yang memilih mundur dalam unggahannya di Slack.
“Waktu pada jam yang saya kenakan berhenti dengan Twitter 1.0.
Saya tidak berharap menjadi bagian dari Twitter 2.0.” Twitter masih memiliki sekitar 2.900 karyawan sebelum deadline Kamis sore atau Jumat pagi WIB itu tercapai.
Jumlah itu telah berkurang lebih dari separuh dari jumlah karyawan Twitter.
Pengurangan karena PHK massal maupun pengunduran diri yang mengikutinya.
Ditambah dengan ratusan yang menyusul pergi per hari ini, sejumlah karyawan yang pergi maupun yang bertahan sama mengungkap kecemasannya atas keberlangsungan platform media sosial Twitter.
Di antara mereka ada yang mengatakan melihat ‘para insinyur legendaris’ dan yang lainnya yang selama ini mereka hormati pergi satu demi satu.
“Ini seperti semua orang yang telah membangun tempat ini hingga menjadi besar telah pergi,” ujar karyawan Twitter yang masih bertahan.
“Ini akan menjadi amat sangat berat untuk Twitter bisa bangkit dari titik ini, betapapun kerasnya usaha orang-orang yang masih ada di sini.” Bagian yang dikabarkan hampir kosong termasuk tim trafffic dan front end yang mengatur permintaan rekayasa ke layanan backend yang tepat.
Juga tim yang bertugas memelihara perpustakaan sistem inti Twitter.
“Anda tidak dapat menjalankan Twitter tanpa tim-tim itu,” kata seorang karyawan yang ikut pergi.
Beberapa anggota ‘Command Center’ yang terdiri dari para insinyur yang stand by 24/7 dan bekerja untuk meluruskan problem-problem internal juga men-tweet emoji salam perpisahan.
Tim yang mengelola Twitter API untuk para pengembang juga disebut kekurangan orang yang parah.
.
Sementara itu, dalam tweet-nya pada Kamis petang waktu setempat, Elon Musk mengatakan, “orang-orang terbaik memilih tinggal, jadi saya sangat tidak cemas.”