
Radjak Group berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) memberikan apresiasi kepada pemenang kompetisi penelitian di bidang kesehatan.
Pengumuman para pemenang telah dilakukan pada Kamis, 3 November 2022, sekaligus mengawali 7th Annual International Conference and Exhibition on Indonesian Medical Education and Research Institute 5–13 November 2022.
Tiga pemenang tidak hanya mendapatkan piala, tapi apresiasi dan dukungan Radjak Group terhadap penelitian dan pengembangan hasil penelitiannya di Indonesia.
Pemenang pertama mendapatkan dukungan dana senilai Rp 150 juta, kedua Rp 100 juta, dan ketiga Rp 75 juta.
“Saya berharap penghargaan ini dapat memacu percepatan dan semangat para peneliti untuk menghasilkan riset-riset terbaiknya,” kata Ari Fahrial Syam, Dekan FKUI, di lokasi penganugerahan di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat.
Dia menyatakan menyambut baik penganugerahan dr.
Radjak FKUI Award serta komitmen Radjak Group dalam mendukung upaya peningkatan kualitas kesehatan Indonesia.
FKUI dan Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) juga disebutnya berkomitmen untuk terus mendukung segala bentuk inovasi.
“Saya yakin dengan adanya iklim penelitian yg baik maka kualitas kesehatan di tanah air juga ikut meningkat,” kata Ari lagi.
Presiden Komisaris Radjak Group sekaligus penggagas dr.
Radjak FKUI Award, Sudinaryati, menyampaikan bahwa kerja sama dengan FKUI menjadi solusi tepat untuk merealisasikan harapan pendiri Radjak Group, Abdul Radjak.
Sang pendiri disebut sebagai lulusan dokter kandungan ke-176 pada 1974, yang sampai akhir hayatnya mengabdi negeri melalui layanan kesehatan.
“Pelayanan kesehatan yang dirintisnya saat ini tumbuh dan berkembang menjadi Radjak Hospital dengan 6 jaringan rumah sakit, 10 klinik kesehatan, dan Universitas MH Thamrin,” kata dokter Dien, sapaan Sudinaryati, yang juga alumnus FKUI 1971.
CEO Radjak Group, Abdul Bary Radjak, menguatkan perihal melanjutkan perjuangan Abdul Radjak, juga Sudinaryati.
“Untuk mendukung perbaikan pelayanan kesehatan ini, sangat diperlukan terobosan-terobosan melalui berbagai macam inovasi dan penelitian di bidang kesehatan,” katanya.
Pemenang pertama dr.
Radjak FKUI Award adalah Silviatun Nihayah dengan judul riset Evaluasi knockout gen Survivin Menggunakan Teknologi CRISPR/Cas9 untuk Meningkatkan Apoptosis dan Menghambat Proliferasi Sel TNBC-BT549.
Dia menjanjikan hasil penelitiannya nanti diberikan untuk bangsa Indonesia.
“Tentunya kami akan menyumbangkan ini untuk Indonesia, tidak akan kami ungkap atau dijual keluar negeri atau kami berpindah hati ke luar negeri,” kata Selvi usai pengumuman pemenang.
Pemenang kedua adalah Steven dengan judul riset “Pengaruh Imunomodulasi Sel Punca Mesenkim asal Tali Pusat Manusia pada Model Tikus Psoriasis Vulgaris Hasil Induksi Krim Imiquimod”.
Dia juga menampik peluang data hasil risetnya dibeli asing.
“Untuk Indonesia.
Supaya Indonesia bisa semakin maju bisa menghasilkan reagen sendiri, alat sendiri,” katanya.
Pemenang ketiga dr.
Radjak FKUI Award, Deby, juga memiliki harapan dan tujuan Indonesia lebih mandiri dalam bidang penelitian dan kesehatan.
Dia memiliki riset berjudul “Studi In Vitro Pemberian Eksosom pada Kultur Sel NK (iNK) Subyek Karsinoma Hepatoselular.”