Rhesus salah satu sistem penggolongan darah yang bernilai positif atau negatif selain A, B, O dan AB.
Merujuk National Health Service UK, inkompatibilitas rhesus kondisi antibodi dalam darah ibu hamil menghancurkan sel darah bayinya.
Kondisi rhesus ini tidak membahayakan ibu, tapi menyebabkan bayi mengalami anemia dan penyakit kuning saat lahir .
Ketika ibu memiliki darah rhesus negatif dan bayi dalam kandungannya memiliki rhesus positif.
Ada reaksi terjadi ketika seorang ibu dengan darah rhesus negatif terpapar darah rhesus positif.
Tubuh ibu merespons darah rhesus positif memproduksi antibodi atau molekul melawan infeksi yang mengenali sel darah asing.
Antibodi bisa terus menyerang sel darah merah bayi selama beberapa bulan setelah lahir.
Penanganan inkompatibilitas rhesus setelah melahirkan mencakup perawatan ringan fototerapi, transfusi darah, dan suntikan larutan antibodi untuk mencegah penghancuran sel darah merah.
Penanganan yang tepat mencegah berbagai kemungkinan terburuk.
Merujuk Cleveland Clinic tes darah sederhana bisa mendiagnosis ketakcocokan rhesus.
Dokter biasanya melakukan tes darah rutin trimester pertama.
Itu dilakukan lebih awal jika mengalami pendarahan di organ reproduksi.
1.
Jika memiliki darah rhesus negatif, dokter berkemungkinan skrining antibodi.
Tes ini memeriksa darah mengandung antibodi.
Jika hasil antibodi kembali positif, ibu hamil berisiko mengalami inkompatibilitas rhesus.
2.
Jika rhesus negatif dan skrining antibodi negatif, ibu hamil akan diberikan imunoglobulin untuk mencegah pembentukan antibodi.
Ini biasanya diberikan sekitar 28 pekan dan dalam 72 jam setelah melahirkan.
Ibu hamil mungkin mendapat dosis pada awal kehamilan jika mengalami pendarahan atau komplikasi lainnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.